Rabu, 09 Oktober 2013
Macam-macam Elastisitas Penawaran
Seperti dalam permintaan, elastisitas penawaran dapat dibedakan menjadi 5 macam, yaitu:
Seperti dalam permintaan, elastisitas penawaran dapat dibedakan menjadi 5 macam, yaitu:
1. In Elastis Sempurna (E =
0)
Penawaran in elastis sempurna
terjadi bilamana perubahan harga yang terjadi tidak ada pengaruhnya terhadap jumlah
penawaran. Kurvanya sejajar dengan sumbu Y atau P
2. In Elastis (E < 1)
Penawaran in elastis terjadi jika perubahan harga kurang berpengaruh pada perubahan
penawaran.
3. Elastis Uniter (E = 1)
Penawaran elastis uniter terjadi jika perubahan harga sebanding dengan
perubahan jumlah penawaran.
4. Elastis (E > 1)
Penawaran elastis terjadi jika perubahan harga diikuti dengan jumlah penawaran
yang lebih besar.
5. Elastis Sempurna ( E = ~ )
Penawaran
elastis sempurna terjadi jika perubahan penawaran tidak dipengaruhi sama sekali
oleh perubahan harga, sehingga kurva penawaran akan sejajar dengan sumbu Q atau
X.
Pengertian Uang dan Jenis Uang
Pengertian Uang dan Jenis Uang
Uang didefinisikan
sebagai alat tukar yang diterima secara umum. Pengertian alat tukar (medium of
exchange) adalah segala hal yang secara luas diterima dalam suatu masyarakat
sebagai penukar barang atau jasa. Dengan demikian, komoditas-komoditas yang
pernah dipakai seperti gerabah, jagung, gading dan lainnya adalah uang karena
pada saat itu diterima secara umum dan dapat disebut uang jika benda tersebut
berfungsi sebagai alat tukar dan berlaku secara umum. Syarat-syarat uang adalah
sebagai berikut :
1. Harus diterima secara umum
2. Harus memiliki nilai relatif tinggi dibandingkan dengan beratnya.
3. Harus bisa dipecah-pecah tanpa mengurangi nilainya.
4. Tidak mudah dipalsukan dan
5. Nilainya rekatif stabil
Jenis-Jenis uang di bagi menjadi dua yaitu:
- Uang kartal
Uang kartal adalah uang yang digunakan sebagai alat pembayaran dalam kehidupan sehari-hari. Uang kartal berupa uang logam dan uang kertas, mata uang negara kita adalah Rupiah, uang pertama yang dibuat oleh Indonesia adalah Oeang Republik Indonesia.
Lembaga yang bertugas dan mengawasi peredaran uang rupiah adalah Bank Indonesia, sedangkan perusahaan yang mencetak uang rupiah adalah Perum Peruri (Percetakan Uang Republik Indonesia).
- Uang Giral
Uang giral adalah surat berharga yang dapat diuangkan di bank atau dikantor pos. Contoh uang giral, cek, giro pos, wesel dan surat berharga.Uang giral biasanya digunakan untuk transaksi dengan nilai uang yang sangat besar.
Kegunaan uang ialah Uang dapat digunakan sebagai alat pembayaran, alat penukar, alat penentu harga, dan dapat pula di tabung.
1. Harus diterima secara umum
2. Harus memiliki nilai relatif tinggi dibandingkan dengan beratnya.
3. Harus bisa dipecah-pecah tanpa mengurangi nilainya.
4. Tidak mudah dipalsukan dan
5. Nilainya rekatif stabil
Jenis-Jenis uang di bagi menjadi dua yaitu:
- Uang kartal
Uang kartal adalah uang yang digunakan sebagai alat pembayaran dalam kehidupan sehari-hari. Uang kartal berupa uang logam dan uang kertas, mata uang negara kita adalah Rupiah, uang pertama yang dibuat oleh Indonesia adalah Oeang Republik Indonesia.
Lembaga yang bertugas dan mengawasi peredaran uang rupiah adalah Bank Indonesia, sedangkan perusahaan yang mencetak uang rupiah adalah Perum Peruri (Percetakan Uang Republik Indonesia).
- Uang Giral
Uang giral adalah surat berharga yang dapat diuangkan di bank atau dikantor pos. Contoh uang giral, cek, giro pos, wesel dan surat berharga.Uang giral biasanya digunakan untuk transaksi dengan nilai uang yang sangat besar.
Kegunaan uang ialah Uang dapat digunakan sebagai alat pembayaran, alat penukar, alat penentu harga, dan dapat pula di tabung.
Pengertian Bank dan Jenis Bank
Pengertian Bank dan Jenis Bank
Bank adalah
suatu badan usaha yang memiliki wewenang dan fungsi untuk untuk menghimpun dana
masyarakat umum untuk disalurkan kepada yang memerlukan dana tersebut. Berikut
di bawah ini adalah macam-macam dan jenis-jenis bank yang ada di Indonesia
beserta arti definisi / pengertian masing-masing bank.
Jenis-Jenis Bank :
1. Bank Sentral
Bank sentral adalah bank yang didirikan berdasarkan Undang-undang nomor 13 tahun 1968 yang memiliki tugas untuk mengatur peredaran uang, mengatur pengerahan dana-dana, mengatur perbankan, mengatur perkreditan, menjaga stabilitas mata uang, mengajukan pencetakan / penambahan mata uang rupiah dan lain sebagainya. Bank sentral hanya ada satu sebagai pusat dari seluruh bank yang ada di Indonesia.
2. Bank Umum
Bank umum adalah lembaga keuangan uang menawarkan berbagai layanan produk dan jasa kepada masyarakat dengan fungsi seperti menghimpun dana secara langsung dari masyarakat dalam berbagai bentuk, memberi kredit pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkan, jual beli valuta asing / valas, menjual jasa asuransi, jasa giro, jasa cek, menerima penitipan barang berharga, dan lain sebagainya.
3. Bank Perkreditan Rakyat / BPR
Bank perkreditan rakyat adalah bank penunjang yang memiliki keterbatasan wilayah operasional dan dana yang dimiliki dengan layanan yang terbatas pula seperti memberikan kridit pinjaman dengan jumlah yang terbatas, menerima simpanan masyarakat umum, menyediakan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil, penempatan dana dalam sbi / sertifikat bank indonesia, deposito berjangka, sertifikat / surat berharga, tabungan, dan lain sebagainya.
Jenis-Jenis Bank :
1. Bank Sentral
Bank sentral adalah bank yang didirikan berdasarkan Undang-undang nomor 13 tahun 1968 yang memiliki tugas untuk mengatur peredaran uang, mengatur pengerahan dana-dana, mengatur perbankan, mengatur perkreditan, menjaga stabilitas mata uang, mengajukan pencetakan / penambahan mata uang rupiah dan lain sebagainya. Bank sentral hanya ada satu sebagai pusat dari seluruh bank yang ada di Indonesia.
2. Bank Umum
Bank umum adalah lembaga keuangan uang menawarkan berbagai layanan produk dan jasa kepada masyarakat dengan fungsi seperti menghimpun dana secara langsung dari masyarakat dalam berbagai bentuk, memberi kredit pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkan, jual beli valuta asing / valas, menjual jasa asuransi, jasa giro, jasa cek, menerima penitipan barang berharga, dan lain sebagainya.
3. Bank Perkreditan Rakyat / BPR
Bank perkreditan rakyat adalah bank penunjang yang memiliki keterbatasan wilayah operasional dan dana yang dimiliki dengan layanan yang terbatas pula seperti memberikan kridit pinjaman dengan jumlah yang terbatas, menerima simpanan masyarakat umum, menyediakan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil, penempatan dana dalam sbi / sertifikat bank indonesia, deposito berjangka, sertifikat / surat berharga, tabungan, dan lain sebagainya.
Lisan Ragam Pidato
A. PENDAHULUAN
Peranan
pidato ,ceramah ,penyajian penjelasan lisan keada suatu kelompok massa merupakan
suatu hal yang sangat penting, baik pada waktu sekarang maupun pada waktu-waktu
yang akan dating. Mereka yang mahir berbicara dengan mudah dapat menguasai
massa, dan berhasil memasarkan ga gasan mereka sehingga dapat diterima oleh
orang lain. Dalam sejarah umat manusia dapat dicatat betapa keampuhan penyajian
lisan ini,yang dapat merubah sejarah umat manusia atau sejarah suatu bangsa.
Penyajian
lisan dapat berguna bagi masyarakat bila kemahiran itu dipergunakan untuk
kemajuan masyarakat, untuk mengembangkan suatu tingkat kebudayaan yang l ebih
tinggi dan lebih luhur. Tetapi sebaliknya,kahlian bicara itu dapat pula
menenggelamkan umat manusia beserta nilai-nilai dan hasil-hasil kebudayaannya
yang sudah diperolehnya beratus-ratus tahun lamanya.
Tiap pendengar pasti
datang dengan suatu motif tertentu. Motif atau sikap pendengar itu sebenarnya
meruakan suatu kristalisasi yang telah terjadi dalam dirinya melalui
pendidikan,pengalaman, dan pengaruh lingkungannya. Sebab itu sudah seharusnya
bahwa disamping keharusan untuk mengetahui factor-faktor umum, pembicara harus
mengetahui pula motif-motif yang sudah mengalami kristalisasi dalam hidup
mereka itu. Dengan menghubungkan gagasan-gagasan yang terdapat dalam pokok
pembicaraannya dengan sikap hidup para pendengar pembicara sudah mengamankan
suatu segi yang harus diperhatikan yaitu mencari tahu apa yang menjadi
perhatian mereka.Diantaranya :
v Sikap Pendengar :
Dalam garis besarnya sikap para pendengar akan lahir dalam satu bentuk menaruh
perhatian, atau sama sekali apatis terhadap topiknya, Sebaliknya terhadap
pembicara sendiri,para pendengar dapat mengambil sikap bersahabat,bermusuhan,
dan sikap angkuh.
v Sikap Apatis : Selalu
timbul bila pendengar tidak melihat adanya hubungan antara pokok pembicaraan
dan kepentingan atau persoalan hidup mereka.
v Sikap
bersahabat,bermusuhan atau angkuh ditentukan oleh sika mereka terhadap
pembicara sendiri,sejauh mana keintiman atau persahabatan mereka dengan
pembicara,seberapa tinggi penghargaan mereka terhadap pembicara karena
pengetahuan pembicara tentang topic yang dibawakan itu.
Disamping factor-faktor
umum sebagai dikemukakan diatas, pembicara harus memperhatikan pula data-data
khusus untuk lebih mendekatkan dirinya denga situasi pendengar yang sebenarnya.
Data-data khusus tersebut meliputi :
v Pengetahuan pendengar
mengenai topic yang dibawakan
v Minat dan keinginan
pendengar : ada 4 motif pokok :
§ Tiap orang cenderung
untuk menjaga keselamatan diri sendiri, dan rindukan kesehatan jasmaniah;
§ Tiap orang ingin
menikmati kemerdekaan dan ingin bebas dari segala macam tekanan;
§ Tiap orang rga
membela diri dari ancaman manapun, dan sadar akan harga dirinya;
§ Tiap orang ingin
memperoleh kebahagiaan dan usia yang panjang.
Kemahiran mengungkapkan
pikiran secara lisan atau dengan singkat enyajian lisan, bukan saja menghendaki
penguasaan bahasa yang baik dan lancar. Tetapi disamping itu menghendaki pula
persyaratan-persyaratan lain misalnya : keberanian,tetai disamping itu
ketenangan sikap di dean massa, sanggup mengadaka reaksi yang cepat dan tepat,
sanggup menampilkan gagasan-gagasannya secra lancar dan teratur, dan
memperlihatkan suatu sikap dan gerak-gerik yang tidak kaku
B. ISI
Persiapan-persiapan
yang diadakan pada waktu menyusun sebuah komposisi untuk disamaikan secara
lisan pada umumnya sama dengan persiapan sebuah komposisi tertulis.
Perbedaannya terletak dalam 2 hal :
v Dalam penyajian lisan
perlu deperhatikan garak-gerik, sikap, hubungan langsung dengan hadirin,
sedangkan dalam komposisi tertulis sama sekali tak diperhitungkan.
v Dalam penyajian lisan
tidak ada kebebasan bagi pendengar untuk memilih mana yang harus didahulukan
mana yang dapat diabaikan, ia hatus mendengar seluruh uraian itu.
(I) Empat Metode
Penyajian Oral :
a. Metode Improptu
(serta-merta): metode penyajian berdasarkan kebutuhan sesaat. Kesanggupan
penyajian lisan menurut cara ini sangat berguna dalam keadaan darurat,tetapi
kegunaannya terbatas pada kesematan yang tidak terduga itu saja.
b. Metode Menghafal :
Penyajian lisan yang dibawakan dengan metode ini bukan saja direncanakan, tetai
ditulis secara lengkap kemudian dihafal kata demi kata. Cara ini juga
menyulitkan pembicara untuk menyesuaikan dirinya dengan situasi dan
reaksi-reaksi pendengar selagi menyajikan gagasannya.
c. Metode Naskah :
Sifatnya masih agak kaku,sebab bila tidak mengadakan latihan yang cukup maka
pembicara seolah-olah menimbulkan suatu tirai antara dia dengan pendengar.
Kekurangan meted ini dapat diperkecil dengan latihan-latihan yang intensif.
d. Metode Ekstemporan (
tanpa persiapan naskah) : Metode ini sangat dianjurkan karena meruakan jalan
tengah. Kadang-kadang disipakan konsep naskah bila pemicara berusaha
bersungguh-sunguh untuk menjawa semua pertanyaan.
(II) Persiapan
Penyajian Lisan
Dalam garis besar,
persiapan-persiapan yang dilakukan untuk sebuah komposisi lsan sama saja dengan
menyiapkan komposisi tertulis.Tetapi dalam hal ini pembicara biasanya
menghadapi suatu massa yang sudah diketahuinya terlebih dahulu. Sebab itu ada
persoalan-persoalan yang harus mendapat perhatian pembicara untuk disiapkan
dengan baik jauh sebelumnya.
Persiapan-persiapan
untuk penyajian lisan,data dilihat melalui ketujuh langkah berikut :
- Meneliti Masalah : 1.
Menentukan maksud
2. Menganalisa
pendengar dengan situasi
3. Memilih dan
menyempitkan topic
- Menyusun Uraian : 4.
Mengumpulkan bahan
5. membuat kerangka
uraian
6. Menguraikan secara
mendetail
- Mengadakan Latihan:
7.melatih dengan suara nyaring
Perubahan urutan dapat
saja dilakukan dalam tiap kelompok, misalnya seorang pembicara yang diminta
memberi sebuah ceramah dengan tidak ditentukan topic pembicaraan, akan berusaha
pertama-tama menganalisa pendengar dan situasi, baru kemudian menentukan topic
dan tujuannya.
(III) Menentukan Maksud
dan Topik
Setiap tulisan selalu
menentukan topic tertentu yang ingin disampaikan kepada para hadirin, dan
mengharapkan suatu reaksi tertentu dari para pembaca atau pendengar. Reaksi
dari para hadirin atas topic dan tujuannya akan lansung dilihat dan dialami
pada waktu itu juga.
Sebab itu dalam
menentukan maksud sebuah uraian lisan, pembicara haus selalu memikirkan
tanggapan apa yang dinginkan dari para pendengar. Topik dan tujuan pertama-tama
merupakan persoalan dasar bagi tema uraian dan wujud tema itu sendiri, dan
kedua,topic dan tujuan bertalian sangat erat dengan tanggapan yang diharapkan
dari para pendengar dengan mengemukakan tema tadi. Sering terjadi bahwa tujuan
yang diinginkan pembicara memengaruhi pula pilihan atas suatu topic tertentu.
C.
PENUTUP
Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif
bagi orang-orang yang mendengar pidato tersebut. Kemampuan berpidato atau
berbicara yang baik di depan umum dapat membantu untuk mencapai jenjang karier
yang baik. Dalam sebuah kegiatan berbicara di depan umum atau berorasi untuk menyatakan
pendapatnya, atau memberikan gambaran tentang suatu hal kita harus Menciptakan
suatu keadaan yang kondusif
Source :
Jenis-jenis Elastisitas Permintaan
Ada lima jenis elastisitas permintaan :
1. Permintaan tidak elastis sempurna : elastisitas = 0. Perubahan harga tidak mempengaruhi jumlah yang diminta. Dengan demikian, kurvanya berbentuk vertikal. Kurva berbentuk vertikal ini berarti bahwa berapapun harga yang ditawarkan, kuantitas barang/jasa tetap tidak berubah. Contoh barang yang permintaannya tidak elastis sempurna adalah tanah (meskipun harganya naik terus, kuantitas yang tersedia tetap terbatas), lukisan milik pelukis yang telah meninggal (berapapun harga yang ditawar atas lukisan, pelukis tersebut tidak akan mampu menambah kuantitas lukisannya), dan contoh lainnya yang sejenis.
2. Permintaan tidak elastis : elastisitas < 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan < dari prosentase perubahan harga. Contoh permintaan tidak elastis ini dapat dilihat diantaranya pada produk kebutuhan. Misalnya beras, meskipun harganya naik, orang akan tetap membutuhkan konsumsi beras sebagai makanan pokok. Karenanya, meskipun mungkin dapat dihemat penggunaannya, namun cenderung tidakakan sebesar kenaikan harga yang terjadi. Sebaliknya pula, jika harga beras turun konsumen tidak akan menambah konsumsinya sebesar penurunan harga. Ini karena konsumsi beras memiliki keterbatasan (misalnya rasa kenyang). Contoh lainnya yang sejenis adalah bensin. Jika harga bensin naik, tingkat penurunan penggunaannya biasanya tidak sebesar tingkat kenaikan harganya. Ini karena kita tetap membutuhkan bensin untuk bepergian. Sama halnya, ketika harganya turun, kita juga tidak mungkin bepergian terus menerus demi menikmati penurunan harga tersebut. Karakteristik produk yang seperti ini mengakibatkan permintaan menjadi tidak elastis.
3. Permintaan uniter elastis : elastisitas = 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan = prosentase perubahan harga. Contoh produk yang elastisitasnya uniter tidak dapat disebutkan secara spesifik. Jenis permintaan ini sebenarnya lebih sebagai pembatas antara permintaan elastis dan tidak elastis, sehingga belum tentu ada produk yang dapat dikatakan memiliki permintaan uniter elastis.
4. Permintaan elastis : elastisitas > 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan > prosentase perubahan harga. Ini sering terjadi pada produk yang mudah dicari substitusinya. Misalnya saja pakaian, makanan ringan, dan lain sebagainya. Ketika harganya naik, konsumen akan dengan mudah menemukan barang penggantinya.
5. Permintaan elastis sempurna : elastisitas tak terhingga. Dimana pada suatu harga tertentu pasar sanggup membeli semua barang yang ada di pasar. Namun, kenaikan harga sedikit saja akan menjatuhkan permintaan menjadi 0. Dengan demikian, kurvanya berbentuk horisontal. Contoh produk yang permintaannya bersifat tidak elastis sempurna diantaranya barang/jasa yang bersifat komoditi, yaitu barang/jasa yang memiliki karakteristik dan fungsi sama meskipun dijual di tempat yang berbeda atau diproduksi oleh produsen yang berbeda. Dengan demikian, secara nalar barang/jasa tersebut seharusnya memiliki harga yang sama pula. Misalnya saja paperclip dan pen tinta biasa (seperti pen merek S dan P yang rata-rata berharga 1000-1500). Jika kita pergi ke supermarket untuk membeli paperclip, misalnya, kita cenderung tidak akan memperhatikan perbedaan merek. Satu-satunya yang sering kita jadikan bahan perbandingan adalah harga, dimana kita akan membeli paperclip yang harganya paling murah (atau pada harga rata-rata yang diterima pasar). Akibatnya, bagi perusahaan yang menjual paperclip diatas harga rata-rata, permintaan akan barangnya akan turun ke nol. Ini karena semua paperclip, meskipun harganya berbeda-beda, memberikan fungsi yang sama.
1. Permintaan tidak elastis sempurna : elastisitas = 0. Perubahan harga tidak mempengaruhi jumlah yang diminta. Dengan demikian, kurvanya berbentuk vertikal. Kurva berbentuk vertikal ini berarti bahwa berapapun harga yang ditawarkan, kuantitas barang/jasa tetap tidak berubah. Contoh barang yang permintaannya tidak elastis sempurna adalah tanah (meskipun harganya naik terus, kuantitas yang tersedia tetap terbatas), lukisan milik pelukis yang telah meninggal (berapapun harga yang ditawar atas lukisan, pelukis tersebut tidak akan mampu menambah kuantitas lukisannya), dan contoh lainnya yang sejenis.
2. Permintaan tidak elastis : elastisitas < 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan < dari prosentase perubahan harga. Contoh permintaan tidak elastis ini dapat dilihat diantaranya pada produk kebutuhan. Misalnya beras, meskipun harganya naik, orang akan tetap membutuhkan konsumsi beras sebagai makanan pokok. Karenanya, meskipun mungkin dapat dihemat penggunaannya, namun cenderung tidakakan sebesar kenaikan harga yang terjadi. Sebaliknya pula, jika harga beras turun konsumen tidak akan menambah konsumsinya sebesar penurunan harga. Ini karena konsumsi beras memiliki keterbatasan (misalnya rasa kenyang). Contoh lainnya yang sejenis adalah bensin. Jika harga bensin naik, tingkat penurunan penggunaannya biasanya tidak sebesar tingkat kenaikan harganya. Ini karena kita tetap membutuhkan bensin untuk bepergian. Sama halnya, ketika harganya turun, kita juga tidak mungkin bepergian terus menerus demi menikmati penurunan harga tersebut. Karakteristik produk yang seperti ini mengakibatkan permintaan menjadi tidak elastis.
3. Permintaan uniter elastis : elastisitas = 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan = prosentase perubahan harga. Contoh produk yang elastisitasnya uniter tidak dapat disebutkan secara spesifik. Jenis permintaan ini sebenarnya lebih sebagai pembatas antara permintaan elastis dan tidak elastis, sehingga belum tentu ada produk yang dapat dikatakan memiliki permintaan uniter elastis.
4. Permintaan elastis : elastisitas > 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan > prosentase perubahan harga. Ini sering terjadi pada produk yang mudah dicari substitusinya. Misalnya saja pakaian, makanan ringan, dan lain sebagainya. Ketika harganya naik, konsumen akan dengan mudah menemukan barang penggantinya.
5. Permintaan elastis sempurna : elastisitas tak terhingga. Dimana pada suatu harga tertentu pasar sanggup membeli semua barang yang ada di pasar. Namun, kenaikan harga sedikit saja akan menjatuhkan permintaan menjadi 0. Dengan demikian, kurvanya berbentuk horisontal. Contoh produk yang permintaannya bersifat tidak elastis sempurna diantaranya barang/jasa yang bersifat komoditi, yaitu barang/jasa yang memiliki karakteristik dan fungsi sama meskipun dijual di tempat yang berbeda atau diproduksi oleh produsen yang berbeda. Dengan demikian, secara nalar barang/jasa tersebut seharusnya memiliki harga yang sama pula. Misalnya saja paperclip dan pen tinta biasa (seperti pen merek S dan P yang rata-rata berharga 1000-1500). Jika kita pergi ke supermarket untuk membeli paperclip, misalnya, kita cenderung tidak akan memperhatikan perbedaan merek. Satu-satunya yang sering kita jadikan bahan perbandingan adalah harga, dimana kita akan membeli paperclip yang harganya paling murah (atau pada harga rata-rata yang diterima pasar). Akibatnya, bagi perusahaan yang menjual paperclip diatas harga rata-rata, permintaan akan barangnya akan turun ke nol. Ini karena semua paperclip, meskipun harganya berbeda-beda, memberikan fungsi yang sama.
Source :
Langganan:
Postingan (Atom)