Peranan
pidato ,ceramah ,penyajian penjelasan lisan keada suatu kelompok massa merupakan
suatu hal yang sangat penting, baik pada waktu sekarang maupun pada waktu-waktu
yang akan dating. Mereka yang mahir berbicara dengan mudah dapat menguasai
massa, dan berhasil memasarkan ga gasan mereka sehingga dapat diterima oleh
orang lain. Dalam sejarah umat manusia dapat dicatat betapa keampuhan penyajian
lisan ini,yang dapat merubah sejarah umat manusia atau sejarah suatu bangsa.
Penyajian
lisan dapat berguna bagi masyarakat bila kemahiran itu dipergunakan untuk
kemajuan masyarakat, untuk mengembangkan suatu tingkat kebudayaan yang l ebih
tinggi dan lebih luhur. Tetapi sebaliknya,kahlian bicara itu dapat pula
menenggelamkan umat manusia beserta nilai-nilai dan hasil-hasil kebudayaannya
yang sudah diperolehnya beratus-ratus tahun lamanya.
Tiap pendengar pasti
datang dengan suatu motif tertentu. Motif atau sikap pendengar itu sebenarnya
meruakan suatu kristalisasi yang telah terjadi dalam dirinya melalui
pendidikan,pengalaman, dan pengaruh lingkungannya. Sebab itu sudah seharusnya
bahwa disamping keharusan untuk mengetahui factor-faktor umum, pembicara harus
mengetahui pula motif-motif yang sudah mengalami kristalisasi dalam hidup
mereka itu. Dengan menghubungkan gagasan-gagasan yang terdapat dalam pokok
pembicaraannya dengan sikap hidup para pendengar pembicara sudah mengamankan
suatu segi yang harus diperhatikan yaitu mencari tahu apa yang menjadi
perhatian mereka.Diantaranya :
v Sikap Pendengar :
Dalam garis besarnya sikap para pendengar akan lahir dalam satu bentuk menaruh
perhatian, atau sama sekali apatis terhadap topiknya, Sebaliknya terhadap
pembicara sendiri,para pendengar dapat mengambil sikap bersahabat,bermusuhan,
dan sikap angkuh.
v Sikap Apatis : Selalu
timbul bila pendengar tidak melihat adanya hubungan antara pokok pembicaraan
dan kepentingan atau persoalan hidup mereka.
v Sikap
bersahabat,bermusuhan atau angkuh ditentukan oleh sika mereka terhadap
pembicara sendiri,sejauh mana keintiman atau persahabatan mereka dengan
pembicara,seberapa tinggi penghargaan mereka terhadap pembicara karena
pengetahuan pembicara tentang topic yang dibawakan itu.
Disamping factor-faktor
umum sebagai dikemukakan diatas, pembicara harus memperhatikan pula data-data
khusus untuk lebih mendekatkan dirinya denga situasi pendengar yang sebenarnya.
Data-data khusus tersebut meliputi :
v Pengetahuan pendengar
mengenai topic yang dibawakan
v Minat dan keinginan
pendengar : ada 4 motif pokok :
§ Tiap orang cenderung
untuk menjaga keselamatan diri sendiri, dan rindukan kesehatan jasmaniah;
§ Tiap orang ingin
menikmati kemerdekaan dan ingin bebas dari segala macam tekanan;
§ Tiap orang rga
membela diri dari ancaman manapun, dan sadar akan harga dirinya;
§ Tiap orang ingin
memperoleh kebahagiaan dan usia yang panjang.
Kemahiran mengungkapkan
pikiran secara lisan atau dengan singkat enyajian lisan, bukan saja menghendaki
penguasaan bahasa yang baik dan lancar. Tetapi disamping itu menghendaki pula
persyaratan-persyaratan lain misalnya : keberanian,tetai disamping itu
ketenangan sikap di dean massa, sanggup mengadaka reaksi yang cepat dan tepat,
sanggup menampilkan gagasan-gagasannya secra lancar dan teratur, dan
memperlihatkan suatu sikap dan gerak-gerik yang tidak kaku
B. ISI
Persiapan-persiapan
yang diadakan pada waktu menyusun sebuah komposisi untuk disamaikan secara
lisan pada umumnya sama dengan persiapan sebuah komposisi tertulis.
Perbedaannya terletak dalam 2 hal :
v Dalam penyajian lisan
perlu deperhatikan garak-gerik, sikap, hubungan langsung dengan hadirin,
sedangkan dalam komposisi tertulis sama sekali tak diperhitungkan.
v Dalam penyajian lisan
tidak ada kebebasan bagi pendengar untuk memilih mana yang harus didahulukan
mana yang dapat diabaikan, ia hatus mendengar seluruh uraian itu.
(I) Empat Metode
Penyajian Oral :
a. Metode Improptu
(serta-merta): metode penyajian berdasarkan kebutuhan sesaat. Kesanggupan
penyajian lisan menurut cara ini sangat berguna dalam keadaan darurat,tetapi
kegunaannya terbatas pada kesematan yang tidak terduga itu saja.
b. Metode Menghafal :
Penyajian lisan yang dibawakan dengan metode ini bukan saja direncanakan, tetai
ditulis secara lengkap kemudian dihafal kata demi kata. Cara ini juga
menyulitkan pembicara untuk menyesuaikan dirinya dengan situasi dan
reaksi-reaksi pendengar selagi menyajikan gagasannya.
c. Metode Naskah :
Sifatnya masih agak kaku,sebab bila tidak mengadakan latihan yang cukup maka
pembicara seolah-olah menimbulkan suatu tirai antara dia dengan pendengar.
Kekurangan meted ini dapat diperkecil dengan latihan-latihan yang intensif.
d. Metode Ekstemporan (
tanpa persiapan naskah) : Metode ini sangat dianjurkan karena meruakan jalan
tengah. Kadang-kadang disipakan konsep naskah bila pemicara berusaha
bersungguh-sunguh untuk menjawa semua pertanyaan.
(II) Persiapan
Penyajian Lisan
Dalam garis besar,
persiapan-persiapan yang dilakukan untuk sebuah komposisi lsan sama saja dengan
menyiapkan komposisi tertulis.Tetapi dalam hal ini pembicara biasanya
menghadapi suatu massa yang sudah diketahuinya terlebih dahulu. Sebab itu ada
persoalan-persoalan yang harus mendapat perhatian pembicara untuk disiapkan
dengan baik jauh sebelumnya.
Persiapan-persiapan
untuk penyajian lisan,data dilihat melalui ketujuh langkah berikut :
- Meneliti Masalah : 1.
Menentukan maksud
2. Menganalisa
pendengar dengan situasi
3. Memilih dan
menyempitkan topic
- Menyusun Uraian : 4.
Mengumpulkan bahan
5. membuat kerangka
uraian
6. Menguraikan secara
mendetail
- Mengadakan Latihan:
7.melatih dengan suara nyaring
Perubahan urutan dapat
saja dilakukan dalam tiap kelompok, misalnya seorang pembicara yang diminta
memberi sebuah ceramah dengan tidak ditentukan topic pembicaraan, akan berusaha
pertama-tama menganalisa pendengar dan situasi, baru kemudian menentukan topic
dan tujuannya.
(III) Menentukan Maksud
dan Topik
Setiap tulisan selalu
menentukan topic tertentu yang ingin disampaikan kepada para hadirin, dan
mengharapkan suatu reaksi tertentu dari para pembaca atau pendengar. Reaksi
dari para hadirin atas topic dan tujuannya akan lansung dilihat dan dialami
pada waktu itu juga.
Sebab itu dalam
menentukan maksud sebuah uraian lisan, pembicara haus selalu memikirkan
tanggapan apa yang dinginkan dari para pendengar. Topik dan tujuan pertama-tama
merupakan persoalan dasar bagi tema uraian dan wujud tema itu sendiri, dan
kedua,topic dan tujuan bertalian sangat erat dengan tanggapan yang diharapkan
dari para pendengar dengan mengemukakan tema tadi. Sering terjadi bahwa tujuan
yang diinginkan pembicara memengaruhi pula pilihan atas suatu topic tertentu.
C.
PENUTUP
Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif
bagi orang-orang yang mendengar pidato tersebut. Kemampuan berpidato atau
berbicara yang baik di depan umum dapat membantu untuk mencapai jenjang karier
yang baik. Dalam sebuah kegiatan berbicara di depan umum atau berorasi untuk menyatakan
pendapatnya, atau memberikan gambaran tentang suatu hal kita harus Menciptakan
suatu keadaan yang kondusif
Source :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar